Minggu, 26 Desember 2010

MUSTIKA BATU SULAIMAN





Batu akik SULAIMAN (kecubung, safir, badar besi dll) yang bertuah banyak kita temui dimana-mana. Namun bisakah kita mengisinya sendiri dengan energi gaib?


Batu alam atau yang lebih dikenal dengan sebutan batu akik, merupakan salah satu potensi alam yang dimiliki nusantara ini. Tidak jarang, pemberian nama batu akik diambil dari nama daerah di mana batu tersebut berasal.

Ya, seperti halnya daerah lain, Jakarta juga memiliki sebuah batu akik yang keberadaannya telah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi ciri khas batu akik asal tanah Betawi. Batu akik tersebut dikenal dengan sebutan batu wulung. Konon, menurut legendanya, batu yang pertama kali ditemukan di daerah aliran Kali Cibeet, Bekasi, ini ditenggarai juga memiliki kekuatan ghaib yang dapat berfungsi sebagai pelindung diri atau memiliki khasiat kekebalan tubuh.

Ciri fisik batu wulung yang paling menonjol adalah, warnanya yang hitam namun tidak berkilau. Bentuknya, cenderung bulat dan keras seperti layaknya batu kali biasa. Begitupula jika dilihat secara sepintas, batu wulung tidak memancarkan keindahan bila dibandingkan dengan batu mulia atau batu pancawarna. Namun, di sisi lain banyak kalangan yang meyakini, batu wulung memiliki kelebihan dalam hal kekuatan mistis.

Dalam penggunaannya, batu wulung selalu dibentuk atau diikatkan pada sebuah cincin dengan menempatkan batu wulung sebagai matanya. Menurut kebiasaan, cincin bermatakan batu wulung dikenakan pada jari manis. Tapi tak jarang batu wulung juga dibungkus dalam sebuah kain yang kemudian diikatkan dan dijadikan satu dengan pakaian ataupun pada sabuk yang berfungsi sebagai jimat.

Selain sebagai benda bertuah dan memiliki kekuatan kebal terhadap senjata, batu wulung juga memiliki kekuatan komplek seperti memikat hati wanita, menangkis atau menolak santet, menambah kewibawaan pemilik, membuat pimpinan supaya lebih sayang bawahan atau sebaliknya, memudahkan segala urusan, dan bisa juga sebagai anti cukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar